SABUNG AYAM SUDAH DI KENAL DI ZAMAN KERAJAAN
Peternakan Si Ciung Wanara
Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal upacara korban binatang. Salah satu jenis binatang yang dikorbankan adalah ayam. Selain untuk sesaji persembahyangan, ayam juga di korbankan dengan cara menyabungnya.
Acara menyabung ayam jago memang tidak lepas dari rangkaian upacara persembahyangan. Sampai sekarang upacara sabung ayam itu masih ada dan sangat popular dan banyak di lakukan pada upacara adat di daerah Bali dan Toraja.
Tradisi menyabung ayam berkembang pada masa kerajaan hindu kuno. Pada saat itu para bangsawan dan hulubalang sangat menghargai sifat keberanian dan tontonan. Sabung ayam dimanfaatkan untuk memompa semangat tempur para prajuritnya. Kegiatan sabung ayam jago oleh masyarakat waktu itu dianggap sebagai salah satu sarana untuk mendukung dan memupuk sifat berani.
Peristiwa sabung ayam yang tercatat dalam sejarah adalah menjelang kematian Prabu Anusapati pada zaman kerajaan Singasari. Saat itu Rabu legi, berlangsung keramaian di istana kerajaan. Peraturan yang berlaku, siapapun yang berada di area sabung ayam dilarang membawa senjata atau keris. Sebelum ke arena, Ken dedes ibunda Prabu Anusapati, menasehati anaknya agar jangan melepas keris pusaka yang dipakainya jika ingin menyaksikan sabung ayam yang di selenggarakan istana. Tetapi sesaat sebelum sabung ayam dimulai, Anusapati terpaksa melepaskan kerisnya atas desakan Pranajaya dan Tohjaya. Akhirnya peristiwa yang dikuatirkan Kem dedes terjadilah. Disitu timbul kekacauan yang merenggut nyawa. Prabu Anusapati tergeletak mati di arena sabung ayam. Prabu Anusapati tertusuk keris pusakanya sendiri. Kemudian jenazah Anusapati di makamkan di Candi Panatan dan kejadian itu tetap di kenang masyarakat sampai sekarang
Si ciung wanara
Ayadu Mania
Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal upacara korban binatang. Salah satu jenis binatang yang dikorbankan adalah ayam. Selain untuk sesaji persembahyangan, ayam juga di korbankan dengan cara menyabungnya.
Acara menyabung ayam jago memang tidak lepas dari rangkaian upacara persembahyangan. Sampai sekarang upacara sabung ayam itu masih ada dan sangat popular dan banyak di lakukan pada upacara adat di daerah Bali dan Toraja.
Tradisi menyabung ayam berkembang pada masa kerajaan hindu kuno. Pada saat itu para bangsawan dan hulubalang sangat menghargai sifat keberanian dan tontonan. Sabung ayam dimanfaatkan untuk memompa semangat tempur para prajuritnya. Kegiatan sabung ayam jago oleh masyarakat waktu itu dianggap sebagai salah satu sarana untuk mendukung dan memupuk sifat berani.
Peristiwa sabung ayam yang tercatat dalam sejarah adalah menjelang kematian Prabu Anusapati pada zaman kerajaan Singasari. Saat itu Rabu legi, berlangsung keramaian di istana kerajaan. Peraturan yang berlaku, siapapun yang berada di area sabung ayam dilarang membawa senjata atau keris. Sebelum ke arena, Ken dedes ibunda Prabu Anusapati, menasehati anaknya agar jangan melepas keris pusaka yang dipakainya jika ingin menyaksikan sabung ayam yang di selenggarakan istana. Tetapi sesaat sebelum sabung ayam dimulai, Anusapati terpaksa melepaskan kerisnya atas desakan Pranajaya dan Tohjaya. Akhirnya peristiwa yang dikuatirkan Kem dedes terjadilah. Disitu timbul kekacauan yang merenggut nyawa. Prabu Anusapati tergeletak mati di arena sabung ayam. Prabu Anusapati tertusuk keris pusakanya sendiri. Kemudian jenazah Anusapati di makamkan di Candi Panatan dan kejadian itu tetap di kenang masyarakat sampai sekarang
Si ciung wanara
Ayadu Mania
Comments
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ke blog peternakan si ciung wanara. Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan